Kesehatan Hidup Slow Living – Menjalani segudang aktivitas dan kehidupan yang serba cepat dapat membuat seseorang merasa kewalahan, stres, kelelahan hingga kejenuhan.
Biasanya hal itu di dorong oleh tuntutan yang tinggi, tekanan hingga harapan untuk selalu sedia kapan pun dan di mana pun, terutama saat bekerja.
Hal itu pun terbukti melalui laporan dari The American Psychological Association (APA). Di sana di ungkap, 79 persen orang mengalami tingkat kejenuhan yang tinggi dalam pekerjaan mereka, menghadapi tekanan seperti paranoia produktivitas, dan harapan untuk selalu dapat di hubungi.
Tetapi dalam menghadapi kehidupan yang serba cepet itu, sebenernya ada satu Kesehatan yang bisa membantu membuat kita terbebas dari segala tuntutan di era modern, yaitu Kesehatan Hidup slow living.
Makna Di Balik Kesehatan Slow Living
Slow Living adalah Kesehatan yang menekankan pada kehidupan yang lebih sederhana, santai, dan lebih sadar akan waktu dan lingkungan sekitar.
Istilah “slow” berasal dari gerakan slow food yang di mulai dari Italia pada tahun 1980 an yang menentang budaya cepat saji dan industri makanan besar.
Konsep “slow” kemudian berkembang menjadi gerakan yang lebih luas dan mencakup berbagai aspek kehidupan, seperti mode, perjalanan, kerja dan konsumsi.
Baca Juga : https://peraditasikmalaya.id/tips-mudah-menjaga-kesehatan-mata/
Beberapa Contoh Praktek slow living misalnya, mengurangi konsumsi dan berusaha membeli barang barang berkualitas yang lebih tahan lama.
Bisa pula dengan mengurangi penggunaan teknologi dan media sosial untuk mengurangi stress dan meningkatakn kesehatan mental.
Manfaat Kesehatan Slow Living
Daniel Wysocki, seorang psikologi berlisensi yang berbasis di Arkansas, AS juga mengatakan, Kesehatan slow living memang bisa membantu untuk mencegah stres kronis, kejenuhan hingga berbagai gangguan kesehatan mental.
Secara tidak langsung manfaatnya juga baik bagi kesehatan fisik, karena menurut Perpustakaan Kedokteran Nasional AS. Stress kronis ini berkaitan dengan sebagian besar masalah kesehatan yang juga kronis.
Seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, masalah usus, diabetes, obesitas, masalah kulit, gangguan tidur, hingga depresi.
“Memasukkan gagasan slow living ke dalam hidup kita, itu berarti menyeimbangkan waktu kerja, kewajiban, rekreasi dan relaksasi, “kata Wysocki”
Pola hidup yang beroirientasi pada keseimbangan ini pun secara langsung bisa membantu kita terhindar dari stres. Kejenuhan hingga kewalahan dalam menjalani segudang aktivitas sehari hari.
Pendekatan yang di lakukan pun mirip seperti mindfulness yang mengharuskan kita lebih bisa menciptakan ruang untuk membuat keputusan secara sadar.